From my desk #1


Sunday, Jan 19th 2015

Luar Biasa, perjalanan hidup memang tidak selama seperti yang kita inginkan. Hari ini jadwalku mengajar di MI, berangkat seperti jam biasanya. Sampai di tempat, terlihat dari kejauhan kantor yang belum terbuka pintunya. Tanpa pikir panjang dan harus bertanya ‘haruskah aku menunggu sampai pintu terbuka di depan kantor?’ tentu saja tidak. Ku langkahkan kaki menuju ruang kelas, karena aku tahu kelas yang di tempati oleh anak kelas satu tidak akan pernah bersih jika guru yang mengajar tidak memperhatikannya, atau bahkan langsung turun tangan untuk membersihkannya. Kemarin aku datang 15 menit sebelum bel masuk berbunyi. Hari ini aku sengaja datang lebih awal, agar tidak ada wali murid yang lagi-lagi membantuku saat menyapu, atau bahkan menyapu lebih dulu sebelum aku datang ke kelas. ‘adakah sekolah yang guru dan orangtuanya menyapu kelas tiap pagi?’ tanyaku saat bersama salah satu wali menyapu kelas.

Kontrakku mengajar di kelas untuk semester 2 ini hanya sampai jam 10. Biasanya aku langsung pulang setelah berpamitan dengan anak-anak. Namun hari ini nampakknya banyak guru pengganti, karena peserta KML Siaga sedang pergi ke Madiun. Kucari-cari pengganti partner ku, ternyata tidak ada. ‘apa? Kenapa bisa?’ tentu saja aku tidak mungkin meninggalkan kelas dalam keadaan tidak ada guru. Setelah memberi kabar bahwasanya aku tidak dapat pulang lebih awal dengan alasan tersebut kepada salah satu crew, aku kembali masuk kelas dengan berfikir terlebih dahulu tentang apa yang akan aku berikan kepada mereka untuk jam siang yang katanya mereka sudah merasa lelah. Sejenak pikirannku mencari jenis-jenis permainan yang bisa di sub dengan pelajaran.

Cukup lelah memang, mengajar dari pagi hingga jam 2 siang. Hal itu tidak mungkin aku pungkiri. Namun, ini adalah kesempatan terakhirku bersama mereka, harus aku gunakan dengan sebaik-baiknya. Harus ku goreskan tinta-tinta emas itu, sehingga keberadaanku berarti bagi mereka, bukan sekedar pernah hadir, mapun sekedar pernah bersama mereka. Kejutan dari seorang teman yang dulunya pernah satu tahun pengabdian bersama di sector, Lia Ryani. Nampak kebahagiaan ketika menemukan wajahku dari balik pintu. Tentu saja hal itu mengejutkanku. Sedikit aku tahu tentang dia dan begitu pula sebaliknya. Sampai waktu sholat asar selesai, kami habiskan waktu dnegan saling berbagi cerita.

Seperti biasa, jika belum tidur siang aku akan merasa ngantuk sore harinya. Karena sudah tidak tahan lagi menahan ngantuk, langsung ku rebahkan badan dnegan keadaan kaki melintang ke tumpukan kasur, ku harap posisi seperti ini dapat mengurangi rasa pegal di kaki. Sudah menjadi rahasia umum kalau aku sulit dibangunkan. Saat itu aku baru tersadar saat jam menunjukkan pukul 06.30 sore. Tentu saja aku langsung cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk mandi, langsung ku tunaikan sholat serta menyusul crew di dapur untuk makan malam.

Pulang dari dapur, ‘tadi Pupeh nyuruh telepon balik’. Ini juga sudah menjadi kebiasaan. Ternyata ust. Taufiq mengisi kuliah pada jam pertama, sedangkan aku dalam keadaan tertidur. Uhhh, lagi-lagi aku ketinggalan. Cepat-cepat aku sholat dan mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah. Ku lihat jam, sudah pukul 07.30, tentu saja aku sudah terlambat. Tidak masalah, ungkapku dalam hati, dari pada sama sekali tidak hadir.

Setelah dipersilahkan masuk dan mengambil temput duduk dibelakang, aku rasa perutku sangat geli menahan tawa, yaa tawa yang tentunya menertawakan dugaanku. Aku pikir aku diberikan kesempatan baik untuk mengulang pelajaran itu bersama pengampu yang lain. Ternyata, pelajaran itu dijelaskan dnegan bahasa inggris, lagi-lagi ini ujian hidup yang harus aku hadapi. Aku harus belajar lebih banyak lagi untuk bahasa inggris. Aku sangat penasaran, sebenarnya apa sihh yang Allah rencanakan untukku di tahun-tahun berikutnya? Sampai-sampai banyak hal yang di luar dugaanku. Akankah aku mendapat beasiswa ke Belanda? Atau Turky? Atau Saudi? Atau hanya di Malaysia atau Singapur? Atau cukup di Indo? Dan ini sebagai jalan untukku belajar bahasa Inggris lebih baik lagi? Mungkin,,,,,

Yahhh,,, tentu saja ini menjadi perjalanan hidup yang aku rasa bukan sekedar perjalanan biasa. Aku yakin Allah punya rencana terbaik untukku. Amin.

Dan selanjutnya, aku telusuri malam ini dengan menyelesaikan persiapan mengajar esok hari dan revisi proposal skripsi yang harus dikumpulkan esok hari.

Tinggalkan komentar